Kisah
menakjubkan ini diambil dari sebuah milis tadi pagi 7 Juli 2010. Hal ini
membuktikan bahwa bilamana manusia menjaga kekudusannya selama hidup
rupanya jasadnyapun sulit membusuk. God is so grrreeeaaattt!!!
Tentang Jasad Mgr. Albertus Gentiaras Hermelink SCJ
Tadi pagi,
sekitar pada pk. 08.00, di pemakaman para imam dan biarawan-wati
Pringsewu diadakan penggalian makam Mgr. Albertus, Uskup pertama,
keuskupan Tanjungkarang Lampung. Rencana tulang-tulangnya akan
dipindahkan ke peti baru dan kemudian dimakamkan kembali di dalam kapel
yang baru selesai dibangun di kompleks makam tersebut. Penggalian
dihadiri oleh beberapa imam, para suster, biarawan dan banyak kaum awam.
Penggalian yang diiringi dengan doa rosario tersebut, berlansung cukup
lama karena. disamping tanah keras, tetapi juga ada cor-coran batu dan
semen yang cukup tebal. Ketika penggalian hampir usai, dengan perjuangan
yang berat mengangkat batu dan penutup yang terbuat dari semen,
akhirnya mulai tampaklah peti jenazah yang terendam air dan di”selimuti”
aneka akar-akaran pohon.
Selanjutnya
para suster FSGM mulai beraksi untuk membershkan akar-akaran tersebut
dan bersama yang lain mengambil air untuk mengeringkan. Dalam benak
kami, pasti peti mulai rapuh. Ternyata, peti masih sangat keras dan
kokoh. Ketika makam mengering, peti coba diangkat, betapa beratnya.
Rupanya, kayu jati, semakin terendam, semakin kuat dan kokoh. Karena
tidak mampu mengangkat dengan tenaga tangan, maka menggunakan alat
khusus. Setelah perjuangan yang lama, akhirnya peti bisa terangkat juga.
Mulailah dibersihkan. Setelah bersih, mulai dibukalah peti tersebut.
Betapa terkejut, tampak bahwa jasad Mgr. Albertus Gentiaras Harmelink SCJ yang dimakamkah 27 tahun yang lalu tetap “utuh“,
karena ketika coba disentuh, mulai dari kepala sampai ke bagian perut,
masih utuh. Sementara kaki dan tangan lebih tampak tulangnya. Pakaian
(jubah) utuh, kalung utuh dan cincin utuh. Tetapi singel hancur. Melihat
fakta tersebut, rencana semula, tulang akan dipindahkan ke peti lain,
diurungkan karena peti masih sangat bagus, utuh, juga kondisi jasad
sangat sayang untuk diangkat. Maka setelah dibersihkan jasadnya, ditutup
dengan kain putih dan disemayamkan di kapel baru. Rencana pemakaman
kembali akan dilakukan setelah Mgr. Andreas Henrisoesanta pulang dari
rapat para Uskup Regio Jawa plus Lampung di Bandung. Saat umat di paroki
St. Yusup Pringsewu dan juga dari paroki-paroki lain tuguran dari sore
sampai pagi dan sepnjang siang sampai dengan saat pemakamannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar